Maslah ekonomi yaitu kelangkaan. Kelangkaan antara kebutuhan yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Dari inti masalah itu, manusia berusaha mengatasinya dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang kebutuhan dan sudut pandang alat pemuas kebutuhan. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri-sendiri, tetapi memerlukan orang lain (masyarakat). Hal itulah yang menyebabkan timbulnya masalah ekonomi masyarakat.
Masalah ekonomi masyarakat dapat dibedakan dalam
beberapa analisis. Apabila masalah ekonomi dianalisis menurut letak geografis,
misalnya masyarakat suatu daerah atau suatu negara, akan timbul konsep masalah
ekonomi lokal. Demikian pula apabila menganalisis masalah ekonomi masyarakat
beberapa negara, akan timbul konsep masalah ekonomi global.
A. MASALAH-MASALAH
EKONOMI
1. Masalah
pokok ekonomi
Masalah ekonomi
terdiri atas pilihan-pilihan yang berhubungan dengan konsumsi, produksi,
distribusi dan pertumbuhan ekonomi. Setiap manusia dan masyarakat suatu negara,
bahkan dunia, selalu menghadapi masalah tersebut.
a. Konsumsi
Setiap manusia
atau masyarakat didesak oleh kebutuhan-kebutuhan atau keinginannya dalam
menentukan jenis barang-barang dan jasa yang hendak digunakan atau dikonsumsi. Pilihan
kebutuhan itu beraneka ragam; dari pangan, sandang, perumahan, sampai kebutuhan
lainnya yang masih dihadapkan pada masalah menentukan pilihan. Misalnya
kebutuhan makan; makanan apa yang akan dikonsumsi, dasarnya apa dalam
menentukan pilihan.
b. Produksi
Masalah produksi
berkaitan erat dengan produk (barang dan jasa) yang akan diproduksi, berapa
jumlah yang akan diproduksi, untuk siapa barang tersebut diproduksi,
menggunakan teknologi bagaimana, dan menggunakan tenaga kerja berapa. Dalam
kegiatan produksi, tidak terlepas dari cara penggunaan bahan mentah (modal),
tenaga kerja, dan teknologi yang menentukan kapasitas produksi atau kemampuan
memproduksi barang dan jasa.
c. Distribusi
Masalah
distribusi adalah bagaimana menyalurkan barang dan jasa dari produsen sampai
konsumen serta saluran distribusi apa yang akan digunakan, misalnya lewat
distributor, agen, atau saluran lainnya.
d. Pertumbuhan
Masalah
pertumbuhan ekonomi menyangkut bertambahnya pendapatan nasional, diantaranya
bertambahnya pendapatan masyarkat. Pertumbuhan juga berkaitan erat dengan
dengan kelangsungan hidup manusia. Pokok masalahnya adalah bgaimana kehidupan
ekonomi berjalan secara terus-menerus dengan sumber daya alam yang semakin
berkurang, sementara pertambahan penduduk dan kebutuhan masyarakat terus
meningkat.
2. Masalah
ekonomi lokal dan masalah ekonomi global
a. Masalah
ekonomi lokal (regional)
Masalah ekonomi
dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang; sebagaimana telah dijelaskan pada
awal bahawa masalah ekonomi yang dianalisis berdasarkan pendekatan letak
geografis, menimbulkan konsep ekonomi regional (regional economics) atau ekonomi local yang menyelidiki tata ruang
sumber-sumber yang langka serta hubungannya dengan pengaruh terhadap lokasi
berbagai macam usaha kegiatan baik ekonomi maupun social.
Ilmu ekonomi ini
berguana karena dapat memberikan petunjuk mengenai mengenai arah kebijakan dan
manfaat dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi local atau dapat dikelompokan
menjadi dua permasallahaan yaitu :
1) Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi
Masalah ini
berhubungan dengan bagaimana mengatur perekonomian dari waktu ke waktu
(bulanan, triwulan, semester, dan tahunan). Ada tiga permasalahan yang sering
muncul yaitu :
ü
Inflasi
berhubungan dengan masalah kestabilan harga-harga barang dan jasa.
ü
Pengangguran
atau kesempatan kerja.
ü
Ketidakstabilan
neraca pembayaran suatu negara.
2) Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan
ekonomi
Masalah jangka
panjang atau masalah pertumbuhan ejonomi yaitu bagaimana mengendalikan
perekonomian supaya terjadi keseimbangan antara pertumbuhan penduduk,
pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Masalah
jangka panjang juga mengatur untuk dapat menghidari masalah ekonomi tersebut
dalam waktu yang lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, dua puluh lima
tahun, dan seterusnya).
Bagaimana
mengendalikan masalah-masalah ekonomi itu ? Dari pandangan teori, harus
menentukan kebijaksanaan. Misalnya masalah jangka pendek harus diselesaikan
dengan kebijaksanaan jangka pendek: dengan cara mengatur jumlah uang yang
beredar (menambah atau mengurangi), mengatur tingkat bunga kredit, mengatur
pengeluaran pemerintah, dan sebagainya.
Masalah ekonomi
jangka pendek, misalnya inflasi atau kenaikan tingkat harga umum secara
terus-menerus, sebagai akibat keadaan jumlah uang yang beredar lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah barang, dapat diatasi dengan mengurangi jumlah uang
yang beredar. Mengurangi jumlah uang yang beredar dapat dilakukan dengan
menaikan tingkat suku bunga bank, dengan harapan orang yang meminjam berkurang
dan yang menabung meningkat, sehingga jumlah uang yang beredar berkurang.
Disamping itu,juga dapat ditempuh dengan cara pemerintah menjual surat-surat
berharga, misalnya Sertifikat Bank Indonesia, kepada masyarakat dengan harapan
uang yang beredar dimasyarakat dapat ditarik oleh bank.
Untuk mengatasi
inflasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Kebijaksanaan uang ketat (tight money policy)
·
Politik
diskonto yaitu menaikan dan
menurunkan tingkat bunga.
·
Pasar terbuka adalah kebijaksanaan pemerintah melalui bank sentral
untuk menjual surat-surat berharga berupa SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
·
Menaikan ksd rasio (cash ratio) yaitu perbandingan antara modal dengan dana pinjaman.
·
Kredit selektif yaitu kebijaksanaan bank sentral untuk memperketat
pemberian kredit.
b) Kebijakan fiscal yaitu menentukan tarif pajak yang
tinggi dengan harapan pajak yang ditarik pemerintah banyak, sehingga unang yang
beredar sedikit. Dapat pula dengan anggaran surplus yaitu penerimaan pemerintah
lebih banyak dibandingkan pengeluarannya.
c) Kebijaksanaan bidang produksi yaitu dengan cara
mempertinggi jumlah produksi, memberi subsidi pada produsen, sehingga industry
lebih produktif untuk menghasilkan jumlah produksi lebih banyak. Pemerintah
dapat pula mendorong pengusaha untuk menanamkan modalnya (investasi) baru.
d) Kebijaksanaan perdagangan internasional yaitu dengan
cara menurunkan biaya impor, dengan harapan barang dan jasa yang beredar di
masyarakat dalam negeri melimpah.
e) Kebijaksanaan bidang harga yaitu kebijaksanaan
pemerintah dalam menetapkan harga maksimum bagi barang dan jasa.
Pengangguran dapat diatasi melalui perluasan
kesempatan kerja. Dengan menurunkan tingkat bunga bank, masyarakat banyak
meminjam uang untuk menanamkan modalnya (investasi), baik investasi pemerintah
maupun swasta, sehingga lapangan kerja bertambah.
Ketidakstabilan neraca pembayaran atau defisit surplus
neraca pembayaran merupakan masalah ekonomi suatu negara. Pengertian neraca
pembayaran adalah catatan transaksi-transaksi internasional yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada periode tertentu,
biasanya satu tahun.
Transaksi-transaksi tersebut dapat menambah devisa
apabila terjadi penerimaan dari negara lain, seperti ekspor, bantuan luar negeri
dan penanaman modal asing; dicatat pada sisi kredit (+). Sebaliknya yang
mengurangi devisa adalah yang menimbulkan kewajiban terhadap negara lain,
seperti impor, bantuan kepada negara lain; dicatat pada sisi debit (-). Dari
keadaan itu, neraca pebayaran akan mengalami surplus apabila jumlah kewajiban untuk melakukan pembayaran ke luar
negeri lebih kecil daripada devisa yang masuk ke dalam negeri. Sebaliknya,
dikatakan defisit apabila kewajiban
pembayaran ke luar negeri lebih besar dibandingkan devisa yang masuk.
Defisit neraca pembayaran tidak berarti buruk dalam
jangka pendek sebab, hal ini merupakan kondisi aliran modal ke luar lebih
banyak dibandingkan modal yang masuk. Masalah ini dapat diselesaikan dengan
meningkatkan penerimaan ekspor yang lebih besar dibandingkan kewajiban membayar
impor, akan tetapi dalam jangka panjang merupakan masalah. Begitu pula
sebaliknya, apabila neraca pembayaran surplus berkepanjangan tidak baik, neraca
pembayaran akan baik apabila dibelanjakan. Devisa yang terakumulasi hanya akan
mendorong tingkat harga umum naik.
b. Masalah
ekonomi global
Akhir-akhir ini
mungkin kalian sering mendengar kata global atau globalisasi. Secara sederhana,
kata globalisasi mengandung pengertian
menyatunya negara-negara di dunia menjadi negara yang sangat besar. Globalisasi
terjadi akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dana sarana
transportasi, sehingga batas-batas negara menjadi kurang berartai secara
ekonomi.
Pengaruh
globalisasi dapat kalian rasakan dari segi budaya music yang didengarkan remaja
Singapura, Jepang, Amerika bahkan negara-negara di Afrika. Begitu pula jenis mode
pakaian, dan makanan yang hamper sama di berbagai negara. Masalah ini dialami
pula dibidang ekonomi, yang dikenal dengan globalisasi
ekonomi; mengandung pengertian semakin menyatunya kegiatan ekonomi antar
negara di dunia. Berbagai contoh dapat kalian lihat terciptanya globalisasi
ekonomi, di antaranya sebagai berikut.
1. Bidang
produksi
Dewasa ini kalian
akan sering mengalami kesulitan dalam menentukan dimana produk tersebut dibuat.
Misalnya untuk produk pakaian yang dibuat di Prancis, kapasnya dari Cina,
kainnya dibuat di Indoneisa, kancingnya dari Italia, benangnya dari Amerika,
dirancang dan dibuat di Prancis. Dengan keadaan seperti itu, dapatkah produk
tersebut disebut buatan Prancis ?
Masalah serupa
dapat kalian temukan pada industri-industri mobil, elektronik, computer,
pesawat terbang, dan sebagainya. Hal itu terjadi karena sangat jarang suatu
negara yang dapat memproduksi suatu barang dari hulu sampai hilir. Disamping
itu, penggunaan bahan dari negara lain juga dilakukan dengan alasan efisiensi;
apabila salah satu bahan diproduksi sendiri biayanya terlalu mahal.
2. Bidang
tenaga kerja
Mungkin kalian
sering mendengar bahwa di Jakarta banyak terdapat orang asing bekerja pada
suatu kantor atau banyak tenaga kerja kita yang bekerja di luar negeri. Hal ini
dapat saja terjadi, dan sekarang menjadi wajar, karena siapapun apabila ada
kesempatan dan memenuhi syarat maka ia dapat bekerja dimanapun. Misalnya sebuah
perusahaan di Indonesia mempekerjakan orang Philipina karena kemampuannya
berbahasa Inggris, atau mempekerjakan orang Jepang karena etos kerjanya yang
tinggi.
3. Bidang
modal
Globalisasi
ekonomi memudahkan pengusaha mendapatkan modal untuk memperluas perusahaannya.
Misalnya perusahaan tambak ikan di Indonesia memerlukan modal untuk memperluas
tambaknya, dapat saja meminjam modal dari Hongkong karena tingkat bunga di Indonesia dianggap terlalu mahal.
Masalah ekonomi
global semakin kompleks seiring dorongan perdagangan bebas. Negara berkembang
semakin ketinggalan dalam banyak hal; misalnya masuknya barang-barang negara
maju dengan nudah (tanpa proteksi), akan menimbulkan ketergantungan, kualitas
sumber daya manusia yang ketinggalan, produk-produk dalam negeri yang tidak
laku karena kualitas, dan harga produk luar yang lebih baik.
Bagaimana akibat
dari masalah ekonomi global dan perdagangan bebas itu terhadap masalah ekonomi
nasional ? Jawabanya dapat beraneka ragam. Salah satunya adalah perekonomian
nasional kalah dalam bersaing. Oleh karena itu, agar tidak ketinggalan, harus
memenangkan persaingan. Ada tiga cara untuk memenangkan persaingan yaitu:
a. Meningkatkan
efisiensi yaitu dengan cara
melakukan penghematan di segala bidang dan sektor kegiatan ekonomi; misalnya
menghilangkan biaya yang tidak perlu (efisiensi
ekonomis), dan pengalokasian sumber daya yang terbaik (efisiensi teknis).
b. Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yaitu
meningkatkan kemampuan, ketrampilan, etos kerja yang tinggi, ulet, dan tidak
mudah menyerah. Berbagai cara dapat dilakukan, seperti melalui pendidikan,
pemagangan, latihan kerja, dan lain-lain.
c.
Mengadakan program penelitian dan pengembangan
(research and development) atau
litbang, dengan tujuan untuk : perbaikan, penyesuaian ide-ide, serta
pengembangan yang berakhir dengan suatu produk yang lebih bermanfaat.
Penelitian dan pengembangan berkaitan erat dengan penemuan (invention) yang mencakup (penemuan metode-metode baru,
teknik-teknik produksi baru, dan produk-produk baru), serta pembaharuan (innovation) yaitu membawa penemuan
baru ke masyarakat (pasar).
Perekonomian yang efisien akan mampu memproduksi
barang dengan kualitas yang tinggi dan harga yang murah, sedangkan sumberdaya
yang berkuwalitas dan penelitian yang baik akan memungkinkan perekonomian untuk
menghasilkan produk-produk yang berkuwalitas dan kemungkinan lebih murah.
B. LIMA
TUJUAN ILMU EKONOMI
Berbagai macam peristiwa ekonomi yang menjadi fenomena atau masalah yang muncul di masyarakt dan perlu diciptakan suatu kondisi yang diinginkan, serta menguntungkan perekonomian, antara lain : masalah kesempatan kerja (pengangguran), stabilitas harga, efisiensi, distribusi pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.
1. Kesempatan
kerja
Penduduk suatu
negara pada dasarnya adalah tenaga kerja (manpower)
dan bukan tenaga kerja.
a. Tenaga
kerja adalah seluruh
penduduk yang dapat dan mampu bekerja atau penduduk usia kerja. Tenaga kerja
ini umumnya dikelompokan berdasarkan usia ; untuk negara kita, usia kerja
antara 10 tahun sampai 65 tahun.
b. Bukan
tenaga kerja adalah penduduk
yang tidak mampu untuk bekerja atau tidak mau bekerja. Umumnya penduduk bukan
usia kerja usianya kurang dari 10 tahun dan lebih dari 65 tahun. Contoh
penduduk bukan usia kerja adalah anak-anak dan pensiunan.
Penduduk usia kerja dibagi dalamdua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
a. Angkatan
kerja (labour force)
adalah pendudk usia kerja (10-65 tahun) yang mampu dan ingin untuk bekerja.
b. Bukan
angkatan kerja adalah penduduk
diluar usia kerja atau penduduk usia kerja tetapi tidak mampu atau tidak mau
untuk bekerja. Misalnya anak sekolah, mahasiswa, ibu rumah tangga, orang cacat,
dan lain-lain.
Angkatan kerja dibagi kedalam dua kelompok yaitu pekerja (employment) dan bukan pekerja atau penganggur (unemployment).
a. Pekerja
(employment) adalah penduduk
angkatan kerja yang benar-benar mendapat pekerjaan penuh.
b. Penganggur
(unemployment) adalah penduduk
usia kerja tetapi belum mendapat kesempatan bekerja.
Pekerja (employment) dikelompokan menjadi dua yaitu :
a. Pekerja
penuh (full employment) adalah
angkatan kerja yang sudah memenuhi syarat sebagai pekerja penuh yaitu :
ü
Jam kerja
minimal atau 40 jam per minggu
ü
Bekerja
sesuai dengan keahlian atau berdasrkan pendidikan dan lain-lain.
b. Penganggur atau penduduk usia kerja yang belum mendapatkan
pekerjaan. Pengangguran semacam ini dapat dibedakan menjadi :
1) Pengangguran
siklis atau karena siklus
konjungtur (cyclical unemployment)
adalah pengangguran yang terjadi akibat gelombang konjungtur atau perubahan
naik turunya gelombang ekonomi. Misalnya akibat resesi ekonomi, depresi
ekonomi, dan lain-lain.
2) Pengangguran
friksi atau pengangguran
sementara adalah pengangguran yang terjadi sementara waktu. Misalnya menganggur
sementara menunggu waktu panggilan kerja, menganggur sementara karena mogok
menuntut kenaikan gaji, dan lain-lain.
3) Pengangguran
teknologi (technological unemployment) adalah pengangguran akibat perubahan teknologi.
Misalnya penggantian tenaga manusia oleh mesin atau robot, becak diubah menjadi
angkutan roda empat, dan lain-lain.
4) Pengangguran
musiman (seasonal unemployment) adalah
pengangguran akibat perubahan musim atau kegagalan musim. Misalnya petani
menganggur menunggu musim panen, atau menganggur karena gagal panen (paceklik),
dan lain-lain.
5) Pengangguran
terbuka (open unemployment) adalah
tenaga kerja yang benar-benar tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini
banyak sekali penyebabnya; ada yang sudah berusaha mencari mencari pkerjaan
tetapi tidak mendapatkan pekerjaan. Ada pula yang menganggur karena terpaksa,
disebut pengangguran terpaksa (force
unemployment). Pengangguran terpaksa adalah pengangguran yang tidak dikehendaki,
misalnya karena cacat, dan lain-lain. Pengangguran dapat terjadi pula karena
bencana alam, missalnya hilangnya pekerjaan karena banjir, gunung meletus, dan
tsunami.
6) Pengangguran
structural adalah pengangguran
karena perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang,
misalnya perubahan dari struktur agraris menjadi industry; lahan-lahan
pertanian dipakai pabrik,sementara tenaga kerjanya belum mempunyai ketrampilan di
sektor industri.
Angkatan kerja yang sudah bekerja tetapi kurang
memenuhi syarat sebagai pekerja penuh (full
employment) disebut setengah menganggur atau pengangguran tersembunyi
(pengangguran tak kentara = disgused
unemployment). Pengangguran ini akibat kelebihan tenaga kerja,
produktivitas rendah, atau pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan. Ada
pula pengangguran suka rela yaitu pengangguran yang terjadi karena tidak mau
bekerja disebabkan gajinya atau karena menilai pekerjaan itu terlalu rendah
bagi dirinya.
a. Cara-cara perluasan lapangan pekerjaan
Cara mengatasi
pengangguran adalah dengan memperluas lapangan kerja. Hal ini dapat dilakukan
antara lain dengan cara :
1) Meningkatkan investasi yang dilakukan oleh pemerintah,
perseorangan, maupun swasta, sehingga lapangan kerja bertambah.
2) Pemerintah melakukan anggaran defisit yaitu penerimaan
lebih kecil dibandingkan pengeluaran dan digunakan untuk membiayai
proyek-proyek pembangunan, seperti pembangunan bendungan,melakukan
transmigrasi, dan lain-lain.
3) Memberikan fasilitas kepada investor, agar dapat
menarik envestor. Misalnya menurunkan tarif pajak, kepastian hokum, mempermudah
izin usaha, kemudahan memberikan kredit, adanya subsidi, dan lain-lain.
4) Mengadakan kerjasama dengan negara lain untuk
menanamkan modal di dalam negeri, atau menarik modal asing.
5) Mengadakan kerjasama dengan negara yang membutuhkan
tenaga kerja. Dapat pula mengadakan kerjasama antar daerah, sehingga daerah
yang kelebihan tenaga kerja dapat memobilisasi tenaga kerjanya untuk bekerja di daerah yang membutuhkan dan
kekurangan tenaga kerja.
6) Meningkatkan dan menambah jenis ekspor barang yang
dapat mendorong investasi dan meningkatkan lapangan pekerjaan.
7) Pemerintah melakukan kebijaksanaan yang menciptakan
iklim ekonomi yang kondusif bagi penanaman modal dan perkembangan dunia usaha,
misalnya kebijaksanaan deregulasi yaitu penataan kembali dan penyempurnaan
peraturan tata kehidupan dunia usaha.
Usaha-usaha memperluas lapangan pekerjaan diikuti oleh
langkah-langkah untuk menitik beratkan pada pembangunan yang cenderung
meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan meningkatkan lapangan kerja baru,
diantaranya :
1) Kebijaksanaan
bersifat umum; dilakukan oleh
pemerintah dalam bentuk :
·
Kebijaksanaan
bidang perpajakan (fiskal) dan
anggaran.
·
Kebijaksanaan
moneter (bidang keuangan).
·
Kebijaksanaan
perdagangan (baik nasional maupun
internasional).
Kebijaksanaan ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan kerja sebanyak mungkin kepada angkatan kerja yang memiliki
ketrampilan tertentu dan menekan laju peningkatan pengangguran.
2) Kebijaksanaan
bersifat sektoral dan regional;
merupakan penjabaran dari langkah pertama meliputi :
a) Peningkatan pendidikan, kualitas, dan ketrampilan
tenaga kerja yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.
b) Melakukan pembangunan diberbagai sektor, misalnya
pertanian, industri, perhubungan dan telekomunikasi, pariwisata, perdagangan,
dan lain-lain.
c) Pemilihan teknologi yang tepat guna.
3) Kebijaksanaan
yang bersifat khusus
adalah kebijaksanaan yang berkaitan langsung dengan usaha perluasan lapangan
kerja; meliputi proyek-proyek padat karya, bantuan terhadap pengusaha kecil
menengah, serta program-program bantuan pembangunan, kegiatan-kegiatan
transmigrasi, dan lain-lain.
b. Cara-cara mengatasi pengangguran
Pada pembahasan
sebelumnya telah dijelaskan cara-cara memperluas kesmpatan kerja, maka sekarang
bagaimana mengatasi pengangguran. Masalah ini disesuaikan dengan jenis
pengangguran yang terjadi seperti berikut ini.
1) Cara
mengatasi pengangguran siklis
Pengangguran ini
merupakan akibat dari kemunduran ekonomi. Awalnya permintaan masyarakat
berkurang, investasi ikut berkurang, produk juga ikut berkurang. Pengangguran
ini dapat diatasi dengan cara :
·
Meningkatkan
pendapatan masyarakat agar daya belinya meningkat.
·
Meningkatkan
dan mengarahkan permintaan terhadap barang dan jasa.
2) Cara
mengatasi pengangguran struktural
Pengangguran ini
merupakan akibat dari perubahan struktur ekonomi, dan dapat diatasi dengan cara
:
·
Mengadakan
mobilitas tenaga kerja, misalnya tenaga pertanian dipindahkan ke daerah
pertanian atau ditransmigrasikan.
·
Memindahkan
tenaga kerja dari daerah yang berkelebihan ke daerah yang berkekurangan.
·
Mendirikan
proyek padat karya di daerah yang mengalami pengangguran.
·
Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi lowongan pekerjaan.
3) Cara
mengatasi pengangguran musiman
Pengangguran
akibat perubahan musim dapat diatasi dengan cara :
·
Memberi
penjelasan atau informasi adanya kesempatan kerja di sektor lain.
·
Memberikan
ketrampilan lain kepada tenaga kerja musiman.
4) Cara
mengatasi pengangguran teknologi
Pengangguran
semacam ini harus diantisipasi sebelumnya, yaitu dalam menerapkan teknologi
atau kepada tenaga kerja yang mengalami mekanisasi diberikan ketrampilan untuk
usaha lain.
5) Cara
mengatasi pengangguran sukarela
Untuk mengatasi
pengangguran sukarela dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
·
Mendirikan
industri padat karya.
·
Membuat
kondisi yang kondusif agar muncul investor baru.
·
Meningkatkan
pengembangan usaha sektor informal.
·
Pemerintah
membuka pembangunan jalan-jalan baru, jembatan, atau pembangunan listrik, agar
ada dorongan buat investor baru.
2. Stabilitas
harga
Stabilitas harga
adalah suatu tindakan menjaga dan memelihara tingkat harga umum supaya tidak
terjadi gejolak dari waktu ke waktu dalam suatu perekonomian. Stabilitas harga
khususnya menganalisis tentang bagaimana menjaga dan menghidari meningkatnya tingkat harga umum (inflasi). Inflasi dianggap sebagai
sesuatu yang tidak menguntungkan karena mempengaruhi perekonomian, individu,
dan masyarakat.
a. Pengaruh inflasi terhadap perekonomian.
Keadaan inflasi
menyebabkan perekonomian lambat berkembang. Dalam hubungan dengan pertumbuhan
ekonomi, infalsi menimbulkan dampak sebagai berikut.
1) Mendorong investasi yang spekulatif
Dalam keadaan
inflasi, pemilik modal cenderung bertindak spekulasi, misalnya membeli rumah,
tanah, emas, dan lain-lain, dibandingkan melakukan investasi yang produktif.
Hal ini karena dengan menyimpan kekayaan dalam bentuk barang, akan lebih
menguntungkan.
2) Ketidakpastian perekonomian pada masa depan
Inflasi yang
berkelanjutan dan tidak terkendali, mengakibatkan produsen sulit menghitung
biaya produksi, akibatnya akan mengurangi kegairahan pengusaha dalam
mengembangkan kegiatan produksi dan akan menurunkan produksi. Keadaan seperti
ini menimbulkan ketidakpastian dalam kegiatan perekonomian.
3) Mengakibatkan deficit neraca pembayaran
Inflasi mengakibatkan
harga barang impor lebih murah dibandingkan harga barang produksi dalam negeri,
maka impor akan meningkatkan lebih besar dibandingkan ekspor, selanjutnya akan
mendorong devisa atau arus modal asing ke luar negeri. Keadaan seperti itu akan
berakibat pada defisit neraca pembayaran dan menurunya nilai mata uang dalam
negeri.
4) Mendorong menurunnya investasi
Keadaan inflasi
akan mendorong pemerintah mengurangi jumlah uang yang beredar. Salah satu cara
mengurangi jumlah uang yang beredar adalah dengan cara menaikan tingkat bunga.
Akibatnya akan mengurangi kegiatan penanaman modal (investasi) untuk
mengembangkan usaha-usaha produktif.
b. Pengaruh infalsi terhadap individu dan masyarakat.
Inflasi juga akan
berakibat buruk terhadap individu dan masyarakat. Dampak negatif yang
ditimbulkannya, antara lain sebagai berikut.
1) Menurunya pendapatan riil
Keadaan inflasi
akan berakibat pada orang atau masyarakat yang berpendapatan tetap. Keadaan
tingkat harga umum naik sementara pendapatan tetap, akan berakibat pada menurunya
kemakmuran individu dan masyarakat.
2) Kesenjangan distribusi pendapatan
Dalam keadaan
inflasi, nilai harta tetap (tanah, emas, rumah, dan lain-lain) mengalami
kenaikan yang sangat berarti. Kenyataan menunjukan bahwa kenaikan harga
seringkali lebih tinggi dibandingkan kenaikan inflasi, sebaliknya pendapatan
riil masyarakat berpenghasilan rendah atau masyarakat yang mempunyai kekayaan
tidak banyak akan menurun. Dengan demikian, inflasi memperlebar kesenjangan
distribusi pendapatan diantara penduduknya.
3) Menurunya nilai tabungan riil
Masyarakat yang
menyimpan kekayaan dalam bentuk uang, dalam keadaan inflasi akan dirugikan
karena menurunkan nilai riil dari uang yang disimpannya tersebut.
3. Efisiensi
Efisiensi
mengandung pengertiaan pemanfaatan sumber daya ekonomi dengan cara yang paling
efektif atau menggunakan sumber daya yang optimal. Efisiensi dalam ilmu ekonomi
umumnya digunakan dalam kegiatan ekonomi yang menyangkut kegiatan produksi.
Bentuk dari efisiensi pada umumnya berupa penghilangan biaya-biaya yang tidak
perlu, pengurangan tenaga kerja yang berlebih, dan memaksimalkan daya guna
modal atau mengoptimalkan penggunaan factor-faktor produksi dengan
memaksimalkan out put (hasil produksi).
Konsep efisiensi
dapat dijelaskan berdasarkan tiga pendekatan yaitu :
a. Efisiensi
teknik yaitu efisiensi yang
digambarkan oleh besar kecilnya produksi untuk menghasilkan out put (produksi).
Efisiensi teknik disebut juga efisensi fisik karena merupakan suatu upaya untuk
menggunakan faktor-faktor produksi secara optimal. Secara matematis, efisiensi
teknis merupakan rasio presentase dari perubahan hasil produksi total dengan
presentase perubahan faktor produksi. Misalnya dalam membuat roti, berapa
kilogram terigu, gula pasir dan bahan lainnya, serta bagaimana komposisi (campuran)
yang terbaik untuk menghasilkan roti dengan jumlah maksimal.
b. Efesiensi
harga adalah efisiensi yang
memasukan unsur harga pada faktor produksi atau bahan mentah. Konsepnya sama
seperti efisinsi teknik, tetapi produsen dihadapkan pada bagaimana mengkombinasikan
faktor-faktor produksi (bahan baku) yang terbaik dengan memasukan unsur harga.
Secara matematis, efisiensi harga merupakan rasio antara tambahan hasil fisik
dengan harga faktor produksi.
c. Efisiensi
ekonomis merupakan gabungan
dari efisiensi teknis dan efisiensi harga. Secara matematis, efisiensi ekonomis
dapat diketahui dari perbandingan produksi yang dihasilkan dengan faktor-faktor
produksi yang digunakan selama proses produksi.
Dari ketiga efisiensi itu, dapat diketahui dan
dihitung keuntungan. Secara ekonomis, jika efisiensi telah dicapai maka
keuntungan atau laba maksimal dapat tercapai.
4. Distribusi
pendapatan
Keberhasilan
pembangunan belum cukup diukur dengan menggunakan kenaikan pendapatan nasional,
pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita. Akan tetapi perlu diukur sejauh
mana pembagian pendapatan (distribusip pendapatan) terhadap masyarakat.
Masalahnya adalah suatu kenyataan bahwa distribusi pendapatan tergantung pada
system perekonomian yang dianut oleh negara yang bersangkutan.
Pada masyarakat
yang menganut system ekonomi kolektif
(komunis), yang ditandai dengan tidak adanya hak milik perseorangan
(swasta), distribusi pendapatan diatur langsung oleh negara (pemerintahannya).
Pada sistem
ekonomi campuran, baik masyarakat maupun pemerintah aktif mengatur dan
mengawasi distribusi pendapatan. Misalnya melalui undang-undang ketanaga
kerjaan dan iuran jaminan social.
Beberapa teori
yang menjelaskan seberapa besar pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi dapat diiktisarkan sebagai berikut.
a. Teori
kekuasaan
Teori kekuasaan disebut juga teori perjuangan (Karl Marx) menjelaskan bahwa besar kecilnya distribusi pendapatan
yang diterima oleh masyarakat tergantung kepada posisi kekuasaan yang dimiliki
oleh masing-masing golongan. Pendapatan merupakan hasil perjuangan; bila yang
berkuasa pemilik modal (kapitalis), maka sebaian besar pendapatannya akan
dikuasai oleh kaum kapitalis. Sebaliknya apabila kaum buruh (tenaga kerja) yang
berkuasa, maka kaum buruh yang akan
mendapat distribusi yang lebih besar dari pendapatan masyarakat.
b. Teori
produktifitas batas
Teori produktifitas batas menjelaskan bahwa melalui harga, mekanisme pendapatan
(distribusi pendapatan) yang akan diterima oleh masing-masing faktor produksi
(tanah, modal, tenaga kerja dan skill) berdasarkan produktifitas batas yang
diberikan oleh faktor-faktor produksi dalam proses produksi. Oleh karena itu,
tinggi rendahnya upah tergantung pada produktifitas tenaga kerja, bunga modal
tergantung produktifitas modal dan
seterusnya.
c. Teori
perbandingan
Teori ini
menjelaskan bahwa besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh masing-masing
faktor produksi (distribusi pendapatan) ditentukan oleh perannya dalam proses
produksi. Misalnya peran tenaga kerja ¼ bagian, modal ¼ bagian, tanah ¼ bagian,
dan skill ¼ bagian; ini berarti bahwa distribusi pendapatan masyarkat secara
berturut-turut mendapat ¼, ¼, ¼, dan ¼ bagian dari pendapatan masyarakat.
Untuk mengetahui
merata tidaknya (keadilan) distribusi pendapatan di antara anggota masyarakat
suatu negara. Lorenz menjelaskan tiga
kemungkinan yaitu :
1) Pendapatan nasional terbagi merata secara sempurna
diantara anggota masyarakat. Ini berarti bahwa tiap-tiap orang mendapatkan
bagian dari pendapatan nasional dengan jumlah yang sama.
2) Pendapatan nasional tidak terdistribusikan secara
merata diantara masyarakat. Ini berarti bahawa sebagian besar pendapatan
nasional diterima oleh sebagian kecil masyarakat suatu negara.
3) Pendapatan masional terbagi dalam keadaan
terletak diantara kedua ekstrim
tersebut, yaitu tidak ada kesamarataan dan ketidaksamarataan yang mutlak.
Pemerataan distribusi pendapatan, juga digolongkan oleh
Bank Dunia sebagai berikut :
1) Apabila golongan 40% penduduk miskin memperoleh pendapatan lebih kecil dari 12%
dari keseluruhan pendapatan nasional, maka negara yang bersangkutan digolongkan
kedalam negara dengan tingkat ketimpangan
yang tinggi dalam distribusi pendapatan.
2) Apabila golongan 40% penduduk miskin memperoleh pendapatan pendapatan antara 12% - 17% dari keseluruhan pendapatan
nasional, maka negara tersebut mempunyai tingkat
ketimpangan yang sedang dalam distribusi pendapatan.
3) Apabila golongan 40% penduduk miskin memperoleh
pendapatan lebih dari 17% dari seluruh pendapatan nasional, maka negara
tersebut digolongkan ke dalam negara
dengan tingkat ketimpangan yang rendah dalam distribusi pendapatan.
5. Pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan put put
(produksi per kapita) dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan
pada tiga aspek yaitu proses, out
put perkapita, dan jangka panjang.
Pertumbuhan
ekonomi adalan suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Ini
menggamarkan aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana
suatu perekonomian itu mengalami perkembangan perubahan peningkatan dari waktu
ke waktu. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan peningkatan
Produk Nasional Bruto (GNP) riil, Produk Demestik Bruto (GDP), dan peningkatan
per kapaita sepanjang waktu. Ukurna peningkatan pendapatan per kapita
menghubungkan antara peningkatanproduksi dengan perubahan jumlah penduduk.
Apabila produksi total peningkatannya lebih sedikit dibandingkan dengan
kenaikan jumlah penduduk, maka hanya terjadi sedikit peningkatan standar hidup
rata-rata.
Pertumbuhan
ekonomi sangat penting karena distribusinya terhadap kemakmuran masyarakat
secara umum yang memungkinkan masyarakat mengkonsumsi barang dan jasa lebih
banyak dan sumbangannya pada penyediaan
barang dan jasa-jasa sosial yang lebih besar (seperti kesehatan,
pendidikan, keamanan, dan lain-lain), yang kemudian akan mendorong meningkatnya
standar hidup. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi yang cepat dapat
mengakibatkan habisnya sumber daya alam dan masalah lingkungan hidup.
Kemampuan suatu
perekonomian dalam menghasilkan barang dan jasa atau meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, tergantung kepada beberapa faktor berikut ini :
a. Pembentukan modal atau peningkatan persediaan dan mutu
barang modal. Semakin banyak penanaman modal (investasi), akan mendorong
semakin banyaknya produk yang dihasilkan.
b. Peningkatan jumlah dan mutu sumber daya manusia
(tenaga kerja).
c.
Peningkatan
jumlah dan mutu sumber daya alam.
d. Pemakaian factor-faktor produksi (input) secara
efisien, sehingga memaksimumkan sumbangannya terhadap perluasan jumlah
produksi, dengan cara meningkatkan produktivitas.
e. Pengembangan dan pengenalan teknik-teknik produksi
yang inovatif (hal-hal yang baru)
0 comments:
Posting Komentar