Edukasi, Hobie, Hiburan, Teknologi, Traveling, Berita

Senin, 15 Januari 2024

Penerapan Ilmu Ekonomi Dalam Persiapan Usaha Bisnis


Penerapan ilmu ekonomi dalam persiapan usaha bisnis sangat penting untuk memastikan keberlanjutan, pertumbuhan, dan keberhasilan bisnis Anda. Berikut adalah beberapa aspek utama ilmu ekonomi yang dapat diterapkan dalam persiapan usaha bisnis:

 

1. Analisis Pasar:

a.     Penawaran dan Permintaan: Pahami bagaimana hukum penawaran dan permintaan berlaku dalam industri Anda. Identifikasi kebutuhan pasar dan tentukan apakah produk atau layanan Anda dapat memenuhi permintaan tersebut.

b.    Segmentasi Pasar: Identifikasi segmen pasar yang tepat untuk bisnis Anda, dan kembangkan strategi pemasaran yang sesuai untuk masing-masing segmen.

 

2. Analisis Biaya dan Pendapatan:

a.     Biaya Produksi: Hitung dengan cermat biaya produksi untuk menentukan harga jual yang menguntungkan.

b.    Pendapatan: Perkirakan pendapatan yang mungkin diperoleh dari penjualan dan identifikasi sumber pendapatan potensial lainnya.

 

3. Manajemen Keuangan:

a.     Perencanaan Keuangan: Buat proyeksi keuangan jangka panjang dan pendek untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk beroperasi dan berkembang.

b.    Manajemen Kas: Awasi arus kas dengan cermat dan pastikan keberlanjutan likuiditas bisnis.

 

4. Keputusan Investasi:

a.   Analisis Investasi: Gunakan konsep nilai sekarang bersih (NPV) atau tingkat pengembalian internal (IRR) untuk mengevaluasi proyek investasi.

b.   Risiko dan Pengembalian: Pertimbangkan dengan seksama risiko dan pengembalian potensial dari setiap keputusan investasi.

 

 

5. Mikroekonomi dan Makroekonomi:

a.     Pengaruh Faktor Eksternal: Pahami bagaimana perubahan dalam ekonomi makro dan mikro dapat memengaruhi bisnis Anda. Misalnya, perubahan dalam kebijakan pemerintah atau fluktuasi tingkat suku bunga.

 

6. Pemasaran dan Strategi Harga:

a.     Elastisitas Harga: Pahami bagaimana perubahan harga dapat memengaruhi permintaan dan penawaran produk Anda.

b.    Strategi Harga: Tetapkan strategi harga yang sesuai dengan nilai yang ditawarkan oleh produk atau layanan Anda.

 

7. Manajemen Sumber Daya Manusia:

a.     Efisiensi Produktivitas: Terapkan prinsip ekonomi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia.

b.    Pengembangan Karyawan: Investasikan dalam pengembangan karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan kontribusi mereka terhadap bisnis.

 



8. Analisis Risiko dan Ketidakpastian:

a.     Manajemen Risiko: Pemahaman tentang risiko ekonomi membantu perusahaan dalam mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko yang terkait dengan operasional dan lingkungan bisnisnya.

b.    Perencanaan Strategis: Mengatasi ketidakpastian ekonomi dalam perencanaan jangka panjang.

 

Penerapan ilmu ekonomi dalam persiapan usaha bisnis membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik, mengelola risiko, dan merencanakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kesadaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi ini dapat membantu bisnis Anda tetap kompetitif dan menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih baik.

Share:

Jumat, 01 Desember 2023

MASALAH EKONOMI DAN TUJUAN EKONOMI

Maslah ekonomi yaitu kelangkaan. Kelangkaan antara kebutuhan yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Dari inti masalah itu, manusia berusaha mengatasinya dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang kebutuhan dan sudut pandang alat pemuas kebutuhan. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri-sendiri, tetapi memerlukan orang lain (masyarakat). Hal itulah yang menyebabkan timbulnya masalah ekonomi masyarakat.

Masalah ekonomi masyarakat dapat dibedakan dalam beberapa analisis. Apabila masalah ekonomi dianalisis menurut letak geografis, misalnya masyarakat suatu daerah atau suatu negara, akan timbul konsep masalah ekonomi lokal. Demikian pula apabila menganalisis masalah ekonomi masyarakat beberapa negara, akan timbul konsep masalah ekonomi global.

 

A.   MASALAH-MASALAH EKONOMI

1.   Masalah pokok ekonomi

Masalah ekonomi terdiri atas pilihan-pilihan yang berhubungan dengan konsumsi, produksi, distribusi dan pertumbuhan ekonomi. Setiap manusia dan masyarakat suatu negara, bahkan dunia, selalu menghadapi masalah tersebut.

a.   Konsumsi

Setiap manusia atau masyarakat didesak oleh kebutuhan-kebutuhan atau keinginannya dalam menentukan jenis barang-barang dan jasa yang hendak digunakan atau dikonsumsi. Pilihan kebutuhan itu beraneka ragam; dari pangan, sandang, perumahan, sampai kebutuhan lainnya yang masih dihadapkan pada masalah menentukan pilihan. Misalnya kebutuhan makan; makanan apa yang akan dikonsumsi, dasarnya apa dalam menentukan pilihan.

b.   Produksi

Masalah produksi berkaitan erat dengan produk (barang dan jasa) yang akan diproduksi, berapa jumlah yang akan diproduksi, untuk siapa barang tersebut diproduksi, menggunakan teknologi bagaimana, dan menggunakan tenaga kerja berapa. Dalam kegiatan produksi, tidak terlepas dari cara penggunaan bahan mentah (modal), tenaga kerja, dan teknologi yang menentukan kapasitas produksi atau kemampuan memproduksi barang dan jasa.

c.    Distribusi

Masalah distribusi adalah bagaimana menyalurkan barang dan jasa dari produsen sampai konsumen serta saluran distribusi apa yang akan digunakan, misalnya lewat distributor, agen, atau saluran lainnya.

d.   Pertumbuhan

Masalah pertumbuhan ekonomi menyangkut bertambahnya pendapatan nasional, diantaranya bertambahnya pendapatan masyarkat. Pertumbuhan juga berkaitan erat dengan dengan kelangsungan hidup manusia. Pokok masalahnya adalah bgaimana kehidupan ekonomi berjalan secara terus-menerus dengan sumber daya alam yang semakin berkurang, sementara pertambahan penduduk dan kebutuhan masyarakat terus meningkat.

 


2.   Masalah ekonomi lokal dan masalah ekonomi global

a.   Masalah ekonomi lokal (regional)

Masalah ekonomi dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang; sebagaimana telah dijelaskan pada awal bahawa masalah ekonomi yang dianalisis berdasarkan pendekatan letak geografis, menimbulkan konsep ekonomi regional (regional economics) atau ekonomi local yang menyelidiki tata ruang sumber-sumber yang langka serta hubungannya dengan pengaruh terhadap lokasi berbagai macam usaha kegiatan baik ekonomi maupun social.

Ilmu ekonomi ini berguana karena dapat memberikan petunjuk mengenai mengenai arah kebijakan dan manfaat dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi local atau dapat dikelompokan menjadi dua permasallahaan yaitu :

1)     Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi

Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mengatur perekonomian dari waktu ke waktu (bulanan, triwulan, semester, dan tahunan). Ada tiga permasalahan yang sering muncul yaitu :

ü  Inflasi berhubungan dengan masalah kestabilan harga-harga barang dan jasa.

ü  Pengangguran atau kesempatan kerja.

ü  Ketidakstabilan neraca pembayaran suatu negara.

2)     Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi

Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ejonomi yaitu bagaimana mengendalikan perekonomian supaya terjadi keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Masalah jangka panjang juga mengatur untuk dapat menghidari masalah ekonomi tersebut dalam waktu yang lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, dua puluh lima tahun, dan seterusnya).

Bagaimana mengendalikan masalah-masalah ekonomi itu ? Dari pandangan teori, harus menentukan kebijaksanaan. Misalnya masalah jangka pendek harus diselesaikan dengan kebijaksanaan jangka pendek: dengan cara mengatur jumlah uang yang beredar (menambah atau mengurangi), mengatur tingkat bunga kredit, mengatur pengeluaran pemerintah, dan sebagainya.

Masalah ekonomi jangka pendek, misalnya inflasi atau kenaikan tingkat harga umum secara terus-menerus, sebagai akibat keadaan jumlah uang yang beredar lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang, dapat diatasi dengan mengurangi jumlah uang yang beredar. Mengurangi jumlah uang yang beredar dapat dilakukan dengan menaikan tingkat suku bunga bank, dengan harapan orang yang meminjam berkurang dan yang menabung meningkat, sehingga jumlah uang yang beredar berkurang. Disamping itu,juga dapat ditempuh dengan cara pemerintah menjual surat-surat berharga, misalnya Sertifikat Bank Indonesia, kepada masyarakat dengan harapan uang yang beredar dimasyarakat dapat ditarik oleh bank.

Untuk mengatasi inflasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a)   Kebijaksanaan uang ketat (tight money policy)

·         Politik diskonto yaitu menaikan dan menurunkan tingkat bunga.

·         Pasar terbuka adalah kebijaksanaan pemerintah melalui bank sentral untuk menjual surat-surat berharga berupa SBI (Sertifikat Bank Indonesia).

·         Menaikan ksd rasio (cash ratio) yaitu perbandingan antara modal dengan dana pinjaman.

·         Kredit selektif yaitu kebijaksanaan bank sentral untuk memperketat pemberian kredit.

b)   Kebijakan fiscal yaitu menentukan tarif pajak yang tinggi dengan harapan pajak yang ditarik pemerintah banyak, sehingga unang yang beredar sedikit. Dapat pula dengan anggaran surplus yaitu penerimaan pemerintah lebih banyak dibandingkan pengeluarannya.

c)    Kebijaksanaan bidang produksi yaitu dengan cara mempertinggi jumlah produksi, memberi subsidi pada produsen, sehingga industry lebih produktif untuk menghasilkan jumlah produksi lebih banyak. Pemerintah dapat pula mendorong pengusaha untuk menanamkan modalnya (investasi) baru.

d)   Kebijaksanaan perdagangan internasional yaitu dengan cara menurunkan biaya impor, dengan harapan barang dan jasa yang beredar di masyarakat dalam negeri melimpah.

e)   Kebijaksanaan bidang harga yaitu kebijaksanaan pemerintah dalam menetapkan harga maksimum bagi barang dan jasa.

Pengangguran dapat diatasi melalui perluasan kesempatan kerja. Dengan menurunkan tingkat bunga bank, masyarakat banyak meminjam uang untuk menanamkan modalnya (investasi), baik investasi pemerintah maupun swasta, sehingga lapangan kerja bertambah.

Ketidakstabilan neraca pembayaran atau defisit surplus neraca pembayaran merupakan masalah ekonomi suatu negara. Pengertian neraca pembayaran adalah catatan transaksi-transaksi internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada periode tertentu, biasanya satu tahun.

Transaksi-transaksi tersebut dapat menambah devisa apabila terjadi penerimaan dari negara lain, seperti ekspor, bantuan luar negeri dan penanaman modal asing; dicatat pada sisi kredit (+). Sebaliknya yang mengurangi devisa adalah yang menimbulkan kewajiban terhadap negara lain, seperti impor, bantuan kepada negara lain; dicatat pada sisi debit (-). Dari keadaan itu, neraca pebayaran akan mengalami surplus apabila jumlah kewajiban untuk melakukan pembayaran ke luar negeri lebih kecil daripada devisa yang masuk ke dalam negeri. Sebaliknya, dikatakan defisit apabila kewajiban pembayaran ke luar negeri lebih besar dibandingkan devisa yang masuk.

Defisit neraca pembayaran tidak berarti buruk dalam jangka pendek sebab, hal ini merupakan kondisi aliran modal ke luar lebih banyak dibandingkan modal yang masuk. Masalah ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan penerimaan ekspor yang lebih besar dibandingkan kewajiban membayar impor, akan tetapi dalam jangka panjang merupakan masalah. Begitu pula sebaliknya, apabila neraca pembayaran surplus berkepanjangan tidak baik, neraca pembayaran akan baik apabila dibelanjakan. Devisa yang terakumulasi hanya akan mendorong tingkat harga umum naik.

b.   Masalah ekonomi global

Akhir-akhir ini mungkin kalian sering mendengar kata global atau globalisasi. Secara sederhana, kata globalisasi mengandung pengertian menyatunya negara-negara di dunia menjadi negara yang sangat besar. Globalisasi terjadi akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dana sarana transportasi, sehingga batas-batas negara menjadi kurang berartai secara ekonomi.



Pengaruh globalisasi dapat kalian rasakan dari segi budaya music yang didengarkan remaja Singapura, Jepang, Amerika bahkan negara-negara di Afrika. Begitu pula jenis mode pakaian, dan makanan yang hamper sama di berbagai negara. Masalah ini dialami pula dibidang ekonomi, yang dikenal dengan globalisasi ekonomi; mengandung pengertian semakin menyatunya kegiatan ekonomi antar negara di dunia. Berbagai contoh dapat kalian lihat terciptanya globalisasi ekonomi, di antaranya sebagai berikut.

 

1.  Bidang produksi

Dewasa ini kalian akan sering mengalami kesulitan dalam menentukan dimana produk tersebut dibuat. Misalnya untuk produk pakaian yang dibuat di Prancis, kapasnya dari Cina, kainnya dibuat di Indoneisa, kancingnya dari Italia, benangnya dari Amerika, dirancang dan dibuat di Prancis. Dengan keadaan seperti itu, dapatkah produk tersebut disebut buatan Prancis ?

Masalah serupa dapat kalian temukan pada industri-industri mobil, elektronik, computer, pesawat terbang, dan sebagainya. Hal itu terjadi karena sangat jarang suatu negara yang dapat memproduksi suatu barang dari hulu sampai hilir. Disamping itu, penggunaan bahan dari negara lain juga dilakukan dengan alasan efisiensi; apabila salah satu bahan diproduksi sendiri biayanya terlalu mahal.

 

2.  Bidang tenaga kerja

Mungkin kalian sering mendengar bahwa di Jakarta banyak terdapat orang asing bekerja pada suatu kantor atau banyak tenaga kerja kita yang bekerja di luar negeri. Hal ini dapat saja terjadi, dan sekarang menjadi wajar, karena siapapun apabila ada kesempatan dan memenuhi syarat maka ia dapat bekerja dimanapun. Misalnya sebuah perusahaan di Indonesia mempekerjakan orang Philipina karena kemampuannya berbahasa Inggris, atau mempekerjakan orang Jepang karena etos kerjanya yang tinggi.

 

3.  Bidang modal

Globalisasi ekonomi memudahkan pengusaha mendapatkan modal untuk memperluas perusahaannya. Misalnya perusahaan tambak ikan di Indonesia memerlukan modal untuk memperluas tambaknya, dapat saja meminjam modal dari Hongkong karena tingkat bunga  di Indonesia dianggap terlalu mahal.

Masalah ekonomi global semakin kompleks seiring dorongan perdagangan bebas. Negara berkembang semakin ketinggalan dalam banyak hal; misalnya masuknya barang-barang negara maju dengan nudah (tanpa proteksi), akan menimbulkan ketergantungan, kualitas sumber daya manusia yang ketinggalan, produk-produk dalam negeri yang tidak laku karena kualitas, dan harga produk luar yang lebih baik.

Bagaimana akibat dari masalah ekonomi global dan perdagangan bebas itu terhadap masalah ekonomi nasional ? Jawabanya dapat beraneka ragam. Salah satunya adalah perekonomian nasional kalah dalam bersaing. Oleh karena itu, agar tidak ketinggalan, harus memenangkan persaingan. Ada tiga cara untuk memenangkan persaingan yaitu:

a.     Meningkatkan efisiensi yaitu dengan cara melakukan penghematan di segala bidang dan sektor kegiatan ekonomi; misalnya menghilangkan biaya yang tidak perlu (efisiensi ekonomis), dan pengalokasian sumber daya yang terbaik (efisiensi teknis).

b.     Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu meningkatkan kemampuan, ketrampilan, etos kerja yang tinggi, ulet, dan tidak mudah menyerah. Berbagai cara dapat dilakukan, seperti melalui pendidikan, pemagangan, latihan kerja, dan lain-lain.

c.      Mengadakan program penelitian dan pengembangan (research and development) atau litbang, dengan tujuan untuk : perbaikan, penyesuaian ide-ide, serta pengembangan yang berakhir dengan suatu produk yang lebih bermanfaat. Penelitian dan pengembangan berkaitan erat dengan penemuan (invention) yang mencakup (penemuan metode-metode baru, teknik-teknik produksi baru, dan produk-produk baru), serta pembaharuan (innovation) yaitu membawa penemuan baru ke masyarakat (pasar).

Perekonomian yang efisien akan mampu memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi dan harga yang murah, sedangkan sumberdaya yang berkuwalitas dan penelitian yang baik akan memungkinkan perekonomian untuk menghasilkan produk-produk yang berkuwalitas dan kemungkinan lebih murah.

 

B.   LIMA TUJUAN ILMU EKONOMI


Berbagai macam peristiwa ekonomi yang menjadi fenomena atau masalah yang muncul di masyarakt dan perlu diciptakan suatu kondisi yang diinginkan, serta menguntungkan perekonomian, antara lain : masalah kesempatan kerja (pengangguran), stabilitas harga, efisiensi, distribusi pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.


1.  Kesempatan kerja

Penduduk suatu negara pada dasarnya adalah tenaga kerja (manpower) dan bukan tenaga kerja.

a.    Tenaga kerja adalah seluruh penduduk yang dapat dan mampu bekerja atau penduduk usia kerja. Tenaga kerja ini umumnya dikelompokan berdasarkan usia ; untuk negara kita, usia kerja antara 10 tahun sampai 65 tahun.

b.    Bukan tenaga kerja adalah penduduk yang tidak mampu untuk bekerja atau tidak mau bekerja. Umumnya penduduk bukan usia kerja usianya kurang dari 10 tahun dan lebih dari 65 tahun. Contoh penduduk bukan usia kerja adalah anak-anak dan pensiunan.

Penduduk usia kerja dibagi dalamdua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

a.    Angkatan kerja (labour force) adalah pendudk usia kerja (10-65 tahun) yang mampu dan ingin untuk bekerja.

b.    Bukan angkatan kerja adalah penduduk diluar usia kerja atau penduduk usia kerja tetapi tidak mampu atau tidak mau untuk bekerja. Misalnya anak sekolah, mahasiswa, ibu rumah tangga, orang cacat, dan lain-lain.

Angkatan kerja dibagi kedalam dua kelompok yaitu pekerja (employment) dan bukan pekerja atau penganggur (unemployment).

a.    Pekerja (employment) adalah penduduk angkatan kerja yang benar-benar mendapat pekerjaan penuh.

b.    Penganggur (unemployment) adalah penduduk usia kerja tetapi belum mendapat kesempatan bekerja.

Pekerja (employment) dikelompokan menjadi dua yaitu :

a.    Pekerja penuh (full employment) adalah angkatan kerja yang sudah memenuhi syarat sebagai pekerja penuh yaitu :

ü  Jam kerja minimal atau 40 jam per minggu

ü  Bekerja sesuai dengan keahlian atau berdasrkan pendidikan dan lain-lain.

b.    Penganggur atau penduduk usia kerja yang belum mendapatkan pekerjaan. Pengangguran semacam ini dapat dibedakan menjadi :

1)     Pengangguran siklis atau karena siklus konjungtur (cyclical unemployment) adalah pengangguran yang terjadi akibat gelombang konjungtur atau perubahan naik turunya gelombang ekonomi. Misalnya akibat resesi ekonomi, depresi ekonomi, dan lain-lain.

2)     Pengangguran friksi atau pengangguran sementara adalah pengangguran yang terjadi sementara waktu. Misalnya menganggur sementara menunggu waktu panggilan kerja, menganggur sementara karena mogok menuntut kenaikan gaji, dan lain-lain.

3)     Pengangguran teknologi (technological unemployment) adalah pengangguran akibat perubahan teknologi. Misalnya penggantian tenaga manusia oleh mesin atau robot, becak diubah menjadi angkutan roda empat, dan lain-lain.

4)     Pengangguran musiman (seasonal unemployment) adalah pengangguran akibat perubahan musim atau kegagalan musim. Misalnya petani menganggur menunggu musim panen, atau menganggur karena gagal panen (paceklik), dan lain-lain.

5)     Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang benar-benar tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini banyak sekali penyebabnya; ada yang sudah berusaha mencari mencari pkerjaan tetapi tidak mendapatkan pekerjaan. Ada pula yang menganggur karena terpaksa, disebut pengangguran terpaksa (force unemployment). Pengangguran terpaksa adalah pengangguran yang tidak dikehendaki, misalnya karena cacat, dan lain-lain. Pengangguran dapat terjadi pula karena bencana alam, missalnya hilangnya pekerjaan karena banjir, gunung meletus, dan tsunami.

6)     Pengangguran structural adalah pengangguran karena perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang, misalnya perubahan dari struktur agraris menjadi industry; lahan-lahan pertanian dipakai pabrik,sementara tenaga kerjanya belum mempunyai ketrampilan di sektor industri.

Angkatan kerja yang sudah bekerja tetapi kurang memenuhi syarat sebagai pekerja penuh (full employment) disebut setengah menganggur atau pengangguran tersembunyi (pengangguran tak kentara = disgused unemployment). Pengangguran ini akibat kelebihan tenaga kerja, produktivitas rendah, atau pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan. Ada pula pengangguran suka rela yaitu pengangguran yang terjadi karena tidak mau bekerja disebabkan gajinya atau karena menilai pekerjaan itu terlalu rendah bagi dirinya.

a.     Cara-cara perluasan lapangan pekerjaan

Cara mengatasi pengangguran adalah dengan memperluas lapangan kerja. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara :

1)     Meningkatkan investasi yang dilakukan oleh pemerintah, perseorangan, maupun swasta, sehingga lapangan kerja bertambah.

2)     Pemerintah melakukan anggaran defisit yaitu penerimaan lebih kecil dibandingkan pengeluaran dan digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan, seperti pembangunan bendungan,melakukan transmigrasi, dan lain-lain.

3)     Memberikan fasilitas kepada investor, agar dapat menarik envestor. Misalnya menurunkan tarif pajak, kepastian hokum, mempermudah izin usaha, kemudahan memberikan kredit, adanya subsidi, dan lain-lain.

4)     Mengadakan kerjasama dengan negara lain untuk menanamkan modal di dalam negeri, atau menarik modal asing.

5)     Mengadakan kerjasama dengan negara yang membutuhkan tenaga kerja. Dapat pula mengadakan kerjasama antar daerah, sehingga daerah yang kelebihan tenaga kerja dapat memobilisasi tenaga kerjanya  untuk bekerja di daerah yang membutuhkan dan kekurangan tenaga kerja.

6)     Meningkatkan dan menambah jenis ekspor barang yang dapat mendorong investasi dan meningkatkan lapangan pekerjaan.

7)     Pemerintah melakukan kebijaksanaan yang menciptakan iklim ekonomi yang kondusif bagi penanaman modal dan perkembangan dunia usaha, misalnya kebijaksanaan deregulasi yaitu penataan kembali dan penyempurnaan peraturan tata kehidupan dunia usaha.

Usaha-usaha memperluas lapangan pekerjaan diikuti oleh langkah-langkah untuk menitik beratkan pada pembangunan yang cenderung meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan meningkatkan lapangan kerja baru, diantaranya :

1)     Kebijaksanaan bersifat umum; dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk :

·         Kebijaksanaan bidang perpajakan (fiskal) dan anggaran.

·         Kebijaksanaan moneter (bidang keuangan).

·         Kebijaksanaan perdagangan (baik nasional maupun internasional).

Kebijaksanaan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja sebanyak mungkin kepada angkatan kerja yang memiliki ketrampilan tertentu dan menekan laju peningkatan pengangguran.

2)     Kebijaksanaan bersifat sektoral dan regional; merupakan penjabaran dari langkah pertama meliputi :

a)   Peningkatan pendidikan, kualitas, dan ketrampilan tenaga kerja yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.

b)   Melakukan pembangunan diberbagai sektor, misalnya pertanian, industri, perhubungan dan telekomunikasi, pariwisata, perdagangan, dan lain-lain.

c)    Pemilihan teknologi yang tepat guna.

3)     Kebijaksanaan yang bersifat khusus adalah kebijaksanaan yang berkaitan langsung dengan usaha perluasan lapangan kerja; meliputi proyek-proyek padat karya, bantuan terhadap pengusaha kecil menengah, serta program-program bantuan pembangunan, kegiatan-kegiatan transmigrasi, dan lain-lain.

b.     Cara-cara mengatasi pengangguran

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan cara-cara memperluas kesmpatan kerja, maka sekarang bagaimana mengatasi pengangguran. Masalah ini disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi seperti berikut ini.

1)    Cara mengatasi pengangguran siklis

Pengangguran ini merupakan akibat dari kemunduran ekonomi. Awalnya permintaan masyarakat berkurang, investasi ikut berkurang, produk juga ikut berkurang. Pengangguran ini dapat diatasi dengan cara :

·         Meningkatkan pendapatan masyarakat agar daya belinya meningkat.

·         Meningkatkan dan mengarahkan permintaan terhadap barang dan jasa.

2)    Cara mengatasi pengangguran struktural

Pengangguran ini merupakan akibat dari perubahan struktur ekonomi, dan dapat diatasi dengan cara :

·         Mengadakan mobilitas tenaga kerja, misalnya tenaga pertanian dipindahkan ke daerah pertanian atau ditransmigrasikan.

·         Memindahkan tenaga kerja dari daerah yang berkelebihan ke daerah yang berkekurangan.

·         Mendirikan proyek padat karya di daerah yang mengalami pengangguran.

·         Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi lowongan pekerjaan.

3)    Cara mengatasi pengangguran musiman

Pengangguran akibat perubahan musim dapat diatasi dengan cara :

·         Memberi penjelasan atau informasi adanya kesempatan kerja di sektor lain.

·         Memberikan ketrampilan lain kepada tenaga kerja musiman.

4)    Cara mengatasi pengangguran teknologi

Pengangguran semacam ini harus diantisipasi sebelumnya, yaitu dalam menerapkan teknologi atau kepada tenaga kerja yang mengalami mekanisasi diberikan ketrampilan untuk usaha lain.

5)    Cara mengatasi pengangguran sukarela

Untuk mengatasi pengangguran sukarela dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

·         Mendirikan industri padat karya.

·         Membuat kondisi yang kondusif agar muncul investor baru.

·         Meningkatkan pengembangan usaha sektor informal.

·         Pemerintah membuka pembangunan jalan-jalan baru, jembatan, atau pembangunan listrik, agar ada dorongan buat investor baru.

 

2.  Stabilitas harga

Stabilitas harga adalah suatu tindakan menjaga dan memelihara tingkat harga umum supaya tidak terjadi gejolak dari waktu ke waktu dalam suatu perekonomian. Stabilitas harga khususnya menganalisis tentang bagaimana menjaga dan  menghidari meningkatnya tingkat harga umum (inflasi). Inflasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan karena mempengaruhi perekonomian, individu, dan masyarakat.

a.   Pengaruh inflasi terhadap perekonomian.

Keadaan inflasi menyebabkan perekonomian lambat berkembang. Dalam hubungan dengan pertumbuhan ekonomi, infalsi menimbulkan dampak sebagai berikut.

1)     Mendorong investasi yang spekulatif

Dalam keadaan inflasi, pemilik modal cenderung bertindak spekulasi, misalnya membeli rumah, tanah, emas, dan lain-lain, dibandingkan melakukan investasi yang produktif. Hal ini karena dengan menyimpan kekayaan dalam bentuk barang, akan lebih menguntungkan.

2)     Ketidakpastian perekonomian pada masa depan

Inflasi yang berkelanjutan dan tidak terkendali, mengakibatkan produsen sulit menghitung biaya produksi, akibatnya akan mengurangi kegairahan pengusaha dalam mengembangkan kegiatan produksi dan akan menurunkan produksi. Keadaan seperti ini menimbulkan ketidakpastian dalam kegiatan perekonomian.

3)     Mengakibatkan deficit neraca pembayaran

Inflasi mengakibatkan harga barang impor lebih murah dibandingkan harga barang produksi dalam negeri, maka impor akan meningkatkan lebih besar dibandingkan ekspor, selanjutnya akan mendorong devisa atau arus modal asing ke luar negeri. Keadaan seperti itu akan berakibat pada defisit neraca pembayaran dan menurunya nilai mata uang dalam negeri.

4)     Mendorong menurunnya investasi

Keadaan inflasi akan mendorong pemerintah mengurangi jumlah uang yang beredar. Salah satu cara mengurangi jumlah uang yang beredar adalah dengan cara menaikan tingkat bunga. Akibatnya akan mengurangi kegiatan penanaman modal (investasi) untuk mengembangkan usaha-usaha produktif.

 

b.   Pengaruh infalsi terhadap individu dan masyarakat.

Inflasi juga akan berakibat buruk terhadap individu dan masyarakat. Dampak negatif yang ditimbulkannya, antara lain sebagai berikut.

1)     Menurunya pendapatan riil

Keadaan inflasi akan berakibat pada orang atau masyarakat yang berpendapatan tetap. Keadaan tingkat harga umum naik sementara pendapatan tetap, akan berakibat pada menurunya kemakmuran individu dan masyarakat.

2)     Kesenjangan distribusi pendapatan

Dalam keadaan inflasi, nilai harta tetap (tanah, emas, rumah, dan lain-lain) mengalami kenaikan yang sangat berarti. Kenyataan menunjukan bahwa kenaikan harga seringkali lebih tinggi dibandingkan kenaikan inflasi, sebaliknya pendapatan riil masyarakat berpenghasilan rendah atau masyarakat yang mempunyai kekayaan tidak banyak akan menurun. Dengan demikian, inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan diantara penduduknya.

3)     Menurunya nilai tabungan riil

Masyarakat yang menyimpan kekayaan dalam bentuk uang, dalam keadaan inflasi akan dirugikan karena menurunkan nilai riil dari uang yang disimpannya tersebut.

 

 

3.  Efisiensi

Efisiensi mengandung pengertiaan pemanfaatan sumber daya ekonomi dengan cara yang paling efektif atau menggunakan sumber daya yang optimal. Efisiensi dalam ilmu ekonomi umumnya digunakan dalam kegiatan ekonomi yang menyangkut kegiatan produksi. Bentuk dari efisiensi pada umumnya berupa penghilangan biaya-biaya yang tidak perlu, pengurangan tenaga kerja yang berlebih, dan memaksimalkan daya guna modal atau mengoptimalkan penggunaan factor-faktor produksi dengan memaksimalkan out put (hasil produksi).

Konsep efisiensi dapat dijelaskan berdasarkan tiga pendekatan yaitu :

a.    Efisiensi teknik yaitu efisiensi yang digambarkan oleh besar kecilnya produksi untuk menghasilkan out put (produksi). Efisiensi teknik disebut juga efisensi fisik karena merupakan suatu upaya untuk menggunakan faktor-faktor produksi secara optimal. Secara matematis, efisiensi teknis merupakan rasio presentase dari perubahan hasil produksi total dengan presentase perubahan faktor produksi. Misalnya dalam membuat roti, berapa kilogram terigu, gula pasir dan bahan lainnya, serta bagaimana komposisi (campuran) yang terbaik untuk menghasilkan roti dengan jumlah maksimal.

b.    Efesiensi harga adalah efisiensi yang memasukan unsur harga pada faktor produksi atau bahan mentah. Konsepnya sama seperti efisinsi teknik, tetapi produsen dihadapkan pada bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksi (bahan baku) yang terbaik dengan memasukan unsur harga. Secara matematis, efisiensi harga merupakan rasio antara tambahan hasil fisik dengan harga faktor produksi.

c.    Efisiensi ekonomis merupakan gabungan dari efisiensi teknis dan efisiensi harga. Secara matematis, efisiensi ekonomis dapat diketahui dari perbandingan produksi yang dihasilkan dengan faktor-faktor produksi yang digunakan selama proses produksi.

Dari ketiga efisiensi itu, dapat diketahui dan dihitung keuntungan. Secara ekonomis, jika efisiensi telah dicapai maka keuntungan atau laba maksimal dapat tercapai.

 

4.  Distribusi pendapatan

Keberhasilan pembangunan belum cukup diukur dengan menggunakan kenaikan pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita. Akan tetapi perlu diukur sejauh mana pembagian pendapatan (distribusip pendapatan) terhadap masyarakat. Masalahnya adalah suatu kenyataan bahwa distribusi pendapatan tergantung pada system perekonomian yang dianut oleh negara yang bersangkutan.

Pada masyarakat yang menganut system ekonomi kolektif (komunis), yang ditandai dengan tidak adanya hak milik perseorangan (swasta), distribusi pendapatan diatur langsung oleh negara (pemerintahannya).

Pada sistem ekonomi campuran, baik masyarakat maupun pemerintah aktif mengatur dan mengawasi distribusi pendapatan. Misalnya melalui undang-undang ketanaga kerjaan dan iuran jaminan social.

 

Beberapa teori yang menjelaskan seberapa besar pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi dapat diiktisarkan sebagai berikut.

a.     Teori kekuasaan

Teori kekuasaan disebut juga teori perjuangan (Karl Marx) menjelaskan bahwa besar kecilnya distribusi pendapatan yang diterima oleh masyarakat tergantung kepada posisi kekuasaan yang dimiliki oleh masing-masing golongan. Pendapatan merupakan hasil perjuangan; bila yang berkuasa pemilik modal (kapitalis), maka sebaian besar pendapatannya akan dikuasai oleh kaum kapitalis. Sebaliknya apabila kaum buruh (tenaga kerja) yang berkuasa, maka kaum buruh  yang akan mendapat distribusi yang lebih besar dari pendapatan masyarakat.

b.     Teori produktifitas batas

Teori produktifitas batas menjelaskan bahwa melalui harga, mekanisme pendapatan (distribusi pendapatan) yang akan diterima oleh masing-masing faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja dan skill) berdasarkan produktifitas batas yang diberikan oleh faktor-faktor produksi dalam proses produksi. Oleh karena itu, tinggi rendahnya upah tergantung pada produktifitas tenaga kerja, bunga modal tergantung produktifitas modal  dan seterusnya.

c.     Teori perbandingan

Teori ini menjelaskan bahwa besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh masing-masing faktor produksi (distribusi pendapatan) ditentukan oleh perannya dalam proses produksi. Misalnya peran tenaga kerja ¼ bagian, modal ¼ bagian, tanah ¼ bagian, dan skill ¼ bagian; ini berarti bahwa distribusi pendapatan masyarkat secara berturut-turut mendapat ¼, ¼, ¼, dan ¼ bagian dari pendapatan masyarakat.

 

Untuk mengetahui merata tidaknya (keadilan) distribusi pendapatan di antara anggota masyarakat suatu negara. Lorenz menjelaskan tiga kemungkinan yaitu :

1)     Pendapatan nasional terbagi merata secara sempurna diantara anggota masyarakat. Ini berarti bahwa tiap-tiap orang mendapatkan bagian dari pendapatan nasional dengan jumlah yang sama.

2)     Pendapatan nasional tidak terdistribusikan secara merata diantara masyarakat. Ini berarti bahawa sebagian besar pendapatan nasional diterima oleh sebagian kecil masyarakat suatu negara.

3)     Pendapatan masional terbagi dalam keadaan terletak  diantara kedua ekstrim tersebut, yaitu tidak ada kesamarataan dan ketidaksamarataan yang mutlak.

Pemerataan distribusi pendapatan, juga digolongkan oleh Bank Dunia sebagai berikut :

1)     Apabila golongan 40% penduduk miskin  memperoleh pendapatan lebih kecil dari 12% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka negara yang bersangkutan digolongkan kedalam negara dengan tingkat ketimpangan yang tinggi dalam distribusi pendapatan.

2)     Apabila golongan 40% penduduk miskin memperoleh  pendapatan pendapatan antara  12% - 17% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka negara tersebut mempunyai tingkat ketimpangan yang sedang dalam distribusi pendapatan.

3)     Apabila golongan 40% penduduk miskin memperoleh pendapatan lebih dari 17% dari seluruh pendapatan nasional, maka negara tersebut digolongkan ke dalam negara dengan tingkat ketimpangan yang rendah dalam distribusi pendapatan.

 

5.  Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan put put (produksi per kapita) dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan pada tiga aspek yaitu proses, out put  perkapita, dan jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi adalan suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Ini menggamarkan aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian itu mengalami perkembangan perubahan peningkatan dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan peningkatan Produk Nasional Bruto (GNP) riil, Produk Demestik Bruto (GDP), dan peningkatan per kapaita sepanjang waktu. Ukurna peningkatan pendapatan per kapita menghubungkan antara peningkatanproduksi dengan perubahan jumlah penduduk. Apabila produksi total peningkatannya lebih sedikit dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk, maka hanya terjadi sedikit peningkatan standar hidup rata-rata.

Pertumbuhan ekonomi sangat penting karena distribusinya terhadap kemakmuran masyarakat secara umum yang memungkinkan masyarakat mengkonsumsi barang dan jasa lebih banyak dan sumbangannya pada penyediaan  barang dan jasa-jasa sosial yang lebih besar (seperti kesehatan, pendidikan, keamanan, dan lain-lain), yang kemudian akan mendorong meningkatnya standar hidup. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi yang cepat dapat mengakibatkan habisnya sumber daya alam dan masalah lingkungan hidup.

Kemampuan suatu perekonomian dalam menghasilkan barang dan jasa atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tergantung kepada beberapa faktor berikut ini :

a.     Pembentukan modal atau peningkatan persediaan dan mutu barang modal. Semakin banyak penanaman modal (investasi), akan mendorong semakin banyaknya produk yang dihasilkan.

b.     Peningkatan jumlah dan mutu sumber daya manusia (tenaga kerja).

c.      Peningkatan jumlah dan mutu sumber daya alam.

d.     Pemakaian factor-faktor produksi (input) secara efisien, sehingga memaksimumkan sumbangannya terhadap perluasan jumlah produksi, dengan cara meningkatkan produktivitas.

e.     Pengembangan dan pengenalan teknik-teknik produksi yang inovatif (hal-hal yang baru)

Share:

KATALOG

Blogger templates