Edukasi, Hobie, Hiburan, Teknologi, Traveling, Berita

Selasa, 11 April 2023

SISTEM PRODUKSI PRODUK USAHA


Setelah seorang wirausaha dapat memenuhi kebutuhan sumber daya usahanya, maka selanjutnya adalah merencanakan produksi atas produk usaha yang dimilikinya. Tahap awal dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk yang akan diproduksi.

Perencanaan produksi sangat penting untuk memberikan kemudahan dalam menyusun kebutuhan bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi produksi dan biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu juga akan memudahkan dalam menetapkan system produksi yang akan diterapkan dalam menghasilkan produk yang dimaksud. Melalui system produksi yang baik, maka wirausaha tersebut mampu menghasilkan produk seperti yang diharapkan.

A.     Pengertian Produksi dan Sistem Produksi

1.     Pengertian Produksi

Produksi merupakan kegiatan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang dan jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Manfaat (utility) yang diciptakan terdiri dari manfaat bentuk, manfaat tempat, dan manfaat waktu.

 

a.    Manfaat Bentuk

Seorang wirausaha membuka usaha pengolahan limbah plastik menjadi berbagai kerajinan tangan yang cantik, mengolah sampah rumah tangga menjadi makanan ternak, mengolah singkong menjadi kripik, dan sebagainya.

b.    Manfaat Tempat

Seorang wirausaha membuka usaha penjualan batu-batu sungai di daerah perkotaan, yang diambil dari sungai di desa, atau seorang petani membawa kelapa hasil kebun untuk dijual ke pasar di kota dan lain-lain.

c.    Manfaat Waktu

Seorang Wirausaha melakukan kegiatan penyimpanan sebagian padi hasil panennya untuk dijual atau dimanfaatkan pada musim paceklik. Seseorang yang membuka usaha pembuatan jas hujan untuk dijual menjelang atau pada saat musim hujan.

 

2.     Pengertian Sistem Produksi

Sistem produksi adalah satu rangkaian operasi yang mengolah atau memproses input berupa bahan mentah, bahan setengah jadi, part, komponen dan/atau rakitan untuk menghasilkan output bernilai tambah atau produk akhir dengan menggunakan sumber daya dari elemen teknologi (mesin, peralatan, fasilitas produksi dan energy) dan elemen organisasi (tenaga kerja, manajemen, informasi dan modal). Sistem produksi dikenal adanya 3 (tiga) komponen, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output).

 


Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut :

a.    Mempunyai komponen atau elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun system produksi.

b.    Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk berkualitas dan dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.

c.    Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.

d.    Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoprasiannya berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.

 

B.     Kebutuhan Proses Produksi

Sebelum melaksanakan proses produksi, terlebih dahulu wirausaha perlu merancang kebutuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam menghasilkan produk. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses produksi disebut sebagai input produksi yang meliputi bahan baku, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi, dan biaya (uang).

 


1.    Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang). Dalam menyusun kebutuhan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi harus mengacu pada karakteristik produk yang akan dihasilkan. Misalnya, setelah melakukan analisis yang telah dilakukan terhadap pasar produk yang akan dihasilkan, konsumen menginginkan produk yang memiliki rasa manis dan beraroma coklat. Maka bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi adalah gula dan perasa coklat.

Bahan baku terdiri atas dua jenis yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung (direct material) adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan terkait atau menjadi bagian dalam produk. Bahan baku tidak langsung (indiect material) adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.

Misalnya memproduksi meja dan kursi, maka yang merupakan bahan baku langsung dari pembuatan meja dan kursi tersebut adalah kayu, sedangkan yang termasuk ke dalam bahan baku tidak langsung adalah paku dan plamir yang berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat untuk kursi yang dihasilkan.

Syarat-syarat pemilihan bahan baku agar produksi dapat berjalan dengan lancer yaitu sebagai berikut :

a.    Memiliki kualitas yang baik

b.    Mudah diperoleh

c.    Mudah diolah

d.    Harga yang relative murah

 

2.    Tenaga Kerja

Dalam proses produksi, tenaga kerja merupakan penggerak jalannya proses produksi. Wirausaha perlu melakukan perencanaan tenaga kerja yang ada. Jika tenaga kerja yang ada melebihi beban kerja yang ada, maka akan berakibat banyak tenaga kerja yang menganggur atau tidak bekerja secara optimal. Sebaliknya jika jumlah tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan beban kerja yang ada, akan berakibat pada adanya pekerjaan yang tidak terselesaikan secara optimal dan tentunya tenaga kerja akan bekerja melebihi kemampuannya.

Jenis tenaga kerja yang digunakan pada perusahaan pada dasarnya terdiri dari tenaga kerja upahan dan tenaga kerja keluarga.

a.    Tenaga kerja upahan, yaitu tenaga kerja yang terkait hubungan kerja dengan perusahaan, dimana masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban. Tenaga kerja upahan terdiri dari tenaga kerja tetap, tenaga kerja tidak tetap, dan tenaga kerja borongan.

b.    Tenaga kerja keluarga, tenaga kerja yang berasal dari lingkungan keluarga yang umumnya dalam melaksanakan pekerjaanya tidak diupah. Tenaga kerja jenis ini banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan yang masih bersekala rumah tangga. Umumnya tenaga kerja keluarga bekerja sebatas tanggungjawab dalam membantu keluarga. Namun banyak juga dijumpai anggota keluarga yang bekerja di perusahaan mendapat upah, meskipun upah yang diberikan tidak sama dengan tenaga kerja yang bukan anggota keluarga.

 

3.    Mesin atau Peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam suatu proses produksi memiliki peran yang cukup besar di dalam keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produksi, baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya. Setelah wirausaha telah menentapkan produk yang akan diproduksi baik jumlah, jenis, kapasitas, dan spesifikasi lainnya.



Setelah dilakukan pengadaan mesin atau peralatan produksi, maka selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah penempatan atau tata letaknya yang pada ruang produksi. Mesin atau peralatan produksi yang digunakan perlu senantiasa dilakukan perawatan agar proses produksi dapat berjalan lancer sesuai dengan yang diharapkan.

Selain perencanaan dalam kebutuhan, penyusunan tata letak dan pemeliharaan mesin atau peralatan produksi, perusahaan juga harus senantiasa memperhatikan dan mengikuti perkembangan teknologi terkait dengan penggunaan mesin atau peralatan produksi. Perkembangan teknologi saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap system produksi untuk menghasilkan suatu produk. Penggunaan mesin atau peralatan produksi dengan teknologi terkini akan menghasilkan kualitas produk yang lebih baik dan proses produksi lebih cepat dengan kapasitas yang lebih besar, jika dibanding dengan menggunakan mesin dan peralatan yang telah ketinggalan jaman. Perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan teknologi akan cenderung mengalami kesulitan dalam bersaing dengan perusahaan pesaingnya yang telah menggunakan teknologi terkini.

 

4.    Lokasi Usaha

Lokasi untuk usaha memerlukan tempat yang strategis, efisien, dan menarik baik bagi wirausaha maupun bagi konsumen, sehingga konsumen tetap loyal. Contoh, dekat ke pemasok, konsumen, transpotasi, atau alat. Lokasi usaha yang baik dengan sendirinya akan menyumbang banyak dalam usaha-usaha meminimumkan biaya. Lokasi yang baik akan menghasilkan biaya transport, biaya produksi, dan biaya distribusi barang jadi yang relative kecil.



Faktor-faktor utama dalam memilih lokasi uasaha yaitu sebagai berikut :

a.    Kedekatan dengan lokasi sumber bahan baku.

b.    Kedekatan dengan lokasi pasar produk perusahaan.

c.    Ketersediaan fasilitas transpotasi.

d.    Ketersediaan tenaga kerja.

e.    Ketersediaan pembangkit tenaga.

 

5.    Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan tersebut.

Biaya produksi digolongkan menjadi dua yaitu menurut perilaku dan menurut jenisnya.

a.    Biaya produksi menurut perilaku terdiri atas :

1)     Biaya tetap, yaitu biaya yang besarnya tetap, berapapun jumlah produksinya bahkan saat perusahaan tidak berproduksi. Misalnya biaya untuk gaji tenaga kerja tetap, penyusutan alat, pajak lahan, biaya asuransi, sewa tempat usaha, dan sebagainya.

2)     Biaya tidak tetap, yaitu biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi atau dengan kata lain biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya dapat berubah tergantung pada tingkat produksi yang dihasilkan. Misalnya biaya untuk pembelian bahan baku, biaya upah tenaga kerja borongan, dan sebagainya.

b.    Biaya produksi menurut jenis yaitu terdiri atas :

1)     Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang langsung terkait atau menjadi bagian pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini adalah biaya bahan langsung  dan tenaga kerja langsung.

2)     Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang secara langsung tidak digunakan untuk menghasilkan produk atau biaya yang terkait bukan pada bagian pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini adalah biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

3)     Biaya administrasi atau umum, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan administrasi kantor perusahaan dan umum. Misalnya biaya untuk menggaji pimpinan dan pegawai, sewa kantor, perlengakapan kantor, dan sebagainya.

 

C.     Proses Produksi

Proses produksi adalah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan, dan peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna atau bernilai lebih. Proses produksi melalui beberapa tahapan yang merupakan aktivitas menyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja produksi yang membuat produk, tahapan-tahapan ini disebut tahapan produksi.

Proses produksi terdiri dari atas dua jenis yaitu proses produksi terus-menerus dan proses produksi terputus-putus.

 

1.    Proses Produksi Terus-Menerus (Continuous)

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang berlangsung secara terus-menerus tanpa berhenti. Sejak dimulainya kegiatan usaha slalu mengerjakan produk yang sama, sehingga prosesnya tidak pernah terputus dengan mengerjakan barang lain. Biasanya urutan proses produksi yang lain disesuaikan dengan urutan proses produksinya agar berjalan lancer dan efisien.

Proses produksi terus-menerus mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut.

a.    Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil dan sudah standarisasikan.

b.    Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang bisa disebut product layout/departementation by product.

c.    Mesin-mesin yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus.

d.    Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja secara otomatis, sehingga seorang operator tidak perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.

e.    Apabila salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses akan terhenti.

f.     Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.

g.    Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah daripada persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus.

h.    Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-mesin yang digunakan.

i.     Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap (fixed pathequipment) yang menggunakan tenaga mesin, seperti konveyor.

 

2.    Proses Produksi Terputus-Putus (Intermittent)

Proses produksi terputus-putus adalah kegiatan produksi yang tidak memiliki standar, tetapi didasarkan pada produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur secara fleksibel untuk dapat dipergunakan dalam menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran. Proses produksi ini digunakan untuk pabrik yang mengerjakan bermacam-macam barang, dengan jumlah setiap macam hanya sedikit.

Ciri-ciri proses produksi terputus-putus adalah sebagai brikut.

a.    Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi sangat besar dan didasarkan pada pesanan.

b.    Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi  dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokan pada tempat yang sama, yang disebut dengan proses layout/departemantation by equipment.

c.    Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama.

d.    Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan produk serta terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan pengawasan yang lebih sulit.

e.    Proses produksi tidak akan berhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin.

f.     Persediaan bahan-bahan mentah pada umumnya tinggi karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses produksi yang terus-menerus karena prosesnya putus-putus.

g.    Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handing yang dapat berpindah secara bebas yang menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau forklift.

h.    Pemindahan bahan sering dilakukan bolak-balik sehingga perlu adanya perlu adanya ruang gerak yang besar dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses yang besar.

 

D.    Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan untuk mengkoordinasi semua elemen proses produksi (pekerja, mesin, peraalatan, dan material) ke dalam satu aliran. Pengendalian produksi  yang dilaksanakan pada perusahaan satu dengan perusahaan lain akan berbeda-beda tergantung pada sistem kebijakan perusahaan yang digunakan.



1.    Jenis-Jenis Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi terdiri atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut.

a.    Pengendalian pembelian, agar pembelian yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan proses produksi lebih efisien (hemat biaya). Dalam pengendalian pemblian ini melibatkan beberapa faktor yang saling terkait, yaitu kuantitas, kualitas, harga, waktu, dan pelayanan.

b.    Pengendalian persedian, agar biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan dapat dikendalikan.

c.    Pengendalian produksi, agar proses produksi dapat berjalan lancar, tepat waktu dan menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan yang direncanakan.

d.    Pengendalian kuawlitas, yang dilakukan pada setiap tahapan proses yang bertujuan untuk mencegah adanya penyimpangan terhadap standar kualitas produk yang telah ditetapkan (quality control).

 

2.    Tahap-Tahap Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi meliputi beberapa tahap, yaitu sebgai berikut.

 

a.    Routing

Routing adalah usaha untuk menetapkan dan menentukan urut-urutan proses produksi, dari bahan mentah sampai menjadi barang akhir, termasuk di dalamnya mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.

 

b.    Scheduling

Scheduling adalah usaha untuk menentukan jadwal kegiatan proses produksi yang disiergikan sebagai suatu kesatuan. Dari scheduling akan diketahui penggunaan waktu setiap pemprosesan produksi.

 

c.    Dispatching

Dispatching adalah proses pemberian perintah untuk melaksanakan operasi proses produksi yang sudah direncanakan dalam routing dan scheduling.

Pada proses produksi terus-menerus, routing ditetapkan terlebih dahulu, kemudian scheduling dan dispacthing.  Sedangkan pada proses produksi terputus-putus, scheduling ditetapkan terlebih dahulu, kemudian routing dan dispatching.

 

d.    Follow Up

Follow up adalah usaha untuk menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan produksi.

Share:

KATALOG

Blogger templates